1.
Pengertian
Presentasi dahi terjadi manakala kepala
janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah
sinsiput yang berada diantara ubun-ubun besar dan pangkal hidung. Bila menetap,
janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter
oksipitomental yang harus melalui panggul. Janin dengan ukuran kecil dan
punggungnya berada di posterior atau ukuran panggul yang sedemikian luas
mungkin masih dapat dilahirkan pervaginam. Kejadian presentasi dahi meningkat
bila didapatkan adanya polihidramnion (0,4%), berat badan lahir <1500 g
(0,19%), prematuritas (0,16%), dan postmaturitas (0,1%).
Gambar 1: Kelainan
Presentasi Dahi
2.
Diagnosis
Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan
apabila pada pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas orbita,
sutura frontalis, dan ubun-ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu atau
mulut janin. Apabila mulut dan dagu janin dapat teraba, maka diagnosisnya
adalah presentasi muka. Pada palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu
janin diatas simfisis dengan mudah.
3.
Mekanisme Persalinan
Pada umumnya presentasi dahi bersifat sementara
untuk kemudian dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala, presentasi
muka, atau tetap presentasi dahi. Oleh karena itu, apabila tidak ada gawat
janin, menunggu kemajuan persalinan dapat dilakukan. Perubahan presentasi dapat
terjadi terutama pada janin kecil atau janin mati yang sudah mengalami
maserasi. Pada janin dengan ukuran normal, terutama apabila selaput ketuban
sudah pecah, biasanya tidak terjadi perubahan presentasi. Mekanisme persalinan
pada presentasi dahi menyerupai mekanisme persalinan pada presentasi muka. Oleh
karenanya , janin kecil mungkin dapat dilahirkan vaginal bila punggungnya
berada di posterior. Apabila presentasi dahi menetap dibiarkan berlanjut, maka
akan terjadi molase yang hebat sehingga diameter oksipimental akan
berkurang dan terbentuk caput succedaneum didaerah dahi.
Persalinan dapat berlangsung hanya bila molase tersebut membuat kepala bisa
masuk panggul. Saat lahir melalui pintu atas panggul, kepala akan fleksi
sehingga lahirlah dahi, sinsiput dan oksiput. Proses selanjutnya terjadi
ekstensi sehingga lahirlah wajah.
4.
Penanganan
Sebagian besar presentasi dahi merupakan
pertolongan persalinan secara bedah sesar untuk menghindari manipulasi vaginal
yang sangat meningkatkan mortalitas perinatal. Persalinan vaginal pada
presentasi dahi akan meningkatkan prolaps tali pusat (5 kali), ruptura uteri
(17 kali), transfusi darah (3 kali), infeksi pasca persalinan (5 kali) dan
kematian perinatal (2 kali). Apabila presentasi dahi di diagnosis pada
persalinan awal dengan selaput ketuban yang utuh, observasi ketat dapat
dilakukan. Observasi ini dimaksudkan untuk menunggu kemungkinan perubahan
presentasi secara spontan. Pemberian stimulasi oksitosin pada kontraksi uterus
yang lemah harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak boleh dilakukan
bila tidak terjadi penurunan kepala atau dicurigai adanya disproporsi
kepala-panggul. Presentasi dahi yang menetap atau dengan selaput ketuban
yang sudah pecah sebaiknya dilakukan bedah sesar untuk melahirkannya. Jangan
melahirkan menggunakan bantuan ekstrasi vakum, forceps, atau simpisiotomi
karena hanya akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Sumber: Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu
Kebidanan. PT Bina Pustaka: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar