1.
Pengertian
Presentasi muka terjadi apabila
sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat kearah punggung janin
dan dagu menjadi bagian presentasinya. Factor predisposisi yang meningkatkan
kejadian presentasi dahi adalah malformasi janin (0,9%), berat badan lahir
<1500 g (0,71%), polihidramnion (0,63%), postmaturitas (0,18%), dan
multiparitas (0,16%). Berbeda dengan presentasi dahi, janin dengan presentasi
muka masih dapat dilahirkan vaginal apabila posisi dagunya di anterior.
Gambar 1: Kelainan presentasi muka
A (posisi dagu
anterior) B (posisi dagu posterior)
2.
Diagnosis
Diagnosis Presentasi
muka ditegakkan apabila pada pemeriksaan vagina dapat teraba mulut, hidung,
tepi orbita dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi
abdomen kadang-kadang dapat teraba tonjolan kepala janin didekat punggung
janin. Pada waktu persalinan, seringkali muka menjadi edema, sehingga diagnosis
dapat keliru sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut perabaan pada mulut
mirip dengan perabaan pada anus. Sebanyak 49% kasus presentasi muka tidak
terdiagnosis sebelum kala II.
3.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan
presentasi muka serupa dengan persalinan presentasi belakang kepala. Secara
berurutan akan terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi
internal, fleksi, ekstensi, dan rotasi eksternal. Sebelum masuk panggul
biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi maksimal, sehingga masih
presentasi dahi. Ketika terjadi penurunan kepala, tahanan dari panggul akan
menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi presentasi
muka. Ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi transversal atau oblik.
Pada pintu tengah panggul, rotasi internal terjadi. Tujuan rotasi
internal ini adalah membuat kepala agar dapat semakin memasuki panggul dengan
cara mengubah posisi dagu kea rah anterior. Apabila dagu berputar ke arah
posterior, maka kepala akan tertahan oleh sacrum sehingga kepala tidak mungkin
turun lebih lanjut., dan terjadilah persalinan macet. Pada janin yang sangat
kecil atau sudah terjadi maserasi, bahu dan kepala dapat secara bersamaan masuk
kedalam panggul, sehingga meskipun dagu di posterior kepala tetap dapat
mengalami penurunan. Keadaan demikian tidak bisa terjadi pada janin seukuran
cukup bulan. Perputaran dagu ke arah anterior akan membuat kepala dapat
memasuki pintu tengah panggul dan dagu serta mulut muncul di vulva. Pada
keadaan demikian dagu bawah tepat berada dibawah simfisis.
Sesuai
dengan arah sumbu panggul, gerakan selanjutnya adalah fleksi kepala sehingga
berturut-turut lahirlah hidung, mata, dahi dan oksiput. Setelah kepala lahir,
karena gaya beratnya akan terjadi ekstensi kepala sehingga oksiput menekan ke
arah anus. Proses selanjutnya adalah terjadi putaran eksternal pada kepala
menyesuaikan kembali dengan arah punggung janin.
4. Penanganan
Posisi dagu interior adalah syarat yang harus
dipenuhi apabila janin pres muka hendak dilahirkan vagina. Apabila setelah
pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan
seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan
apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan
tanda-tanda disproporsi, atau atas indikasi obstetrik lainnya.
Stimulasi oksitosin
hanya diperkenankan pada posisi dagu interior dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.
Melakukan perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior tau mengubah
presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak dilakukan
karena lebih banyak menimbulkan bahaya. Melahirkan bayi presentasi muka
menggunakan ekstrasi vakum tidak deperkenankan. Pada janin yang meninggal,
kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi
atau bedah sesar.
Sumber : Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. PT Bina
Pustaka: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar